Monitoring Program SGP Indonesia di Taman Nasional Way Kambas
Yayasan Penabulu sebagai Service Provider melakukan monitoring program SGP Indonesia dengan dua (2) peneirma hibah kecil pada siklus 1 untuk AHP – Taman Nasional Way Kambas. Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILI) bekerja untuk kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan Judul Proyek “ Strengthening The Resort Based Management and Partnership with The Buffer Village for The Mitigation of Wildlife Hunting and Forest Fire in Way Kambas National Park” menjadi bagian pertama dalam monitoring program yang dilakukan oleh SP pada tanggal 21 Juli 2020 di Kantor Proyek Yayasan PILI di Way Kambas, Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Dan bersamaan dengan monitoring program Yayasan PILI, SP juga melakukan monitoring program dengan Perkumpulan Alert pada tanggal 22 Juli 2020. Kedua organisasi masyarakat sipil tersebut merupakan penerima hibah kecil SGP Indonesia Siklus 1. Program Perkumpulan Alert bersama SGP Indonesia bertema biodiversity dengan judul proyek “Survey and Monitoring of Sumatran Rhino Population using Camera Traps and Individual Identification Technology” yang berada dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas.
Monitoring program bagi penerima hibah kecil SGP Indonesia Siklus 1 dilakukan SP untuk melihat perkembangan program dan tantangan selama pelaksanaan program khususnya pada Kuartal 1. Tantangan selama pelaksanaan program pada kuartal 1 dialami oleh Yayasan PILI adalah terhambatnya kegiatan karena persebaran wabah COVID 19. Beberapa kegiatan dilakukan penyesuaian pada kuartal 1 mengingat kebijakan pemerintah berkaitan dengan mitigasi wabah COVID 19. Kondisi ini berpengaruh pada koordinasi dengan taman nasional yang terbatas dan serapan anggaran yang tidak terlalu besar pada kuartal 1.
Berbeda dengan Yayasan PILI, Perkumpulan Alert memiliki tipe program yang berbeda dan berada dalam kawasan taman nasional sehingga COVID 19 tidak berpengaruh pada program yang dijalankan. Monitoring species (Badak) dilakukan dengan pemasangan camera trap pada wilayah yang telah disepakati. Tantangan yang dihadapi oleh Perkumpulan Alert adalah menunggu persetujuan proses Annual Procurement Plan (APP) oleh Chief Technical Assistance (CTA) dari GITEC sebagai Konsultan SGP ACB dibawah KfW sebagai donor dalam proyek ini. Selain itu dengan keterbatasan perencanaan proyek diawal pengajuan, Perkumpulan Alert mengajukan realokasi anggaran sehingga perlu menunggu persetujuan ACB dalam pelaksanaan program pada kuartal 2 dan kuartal selanjutnya.
Yayasan Penabulu dalam melakukan monotoring program dilakukan oleh Adi Nugroho (Chief Grant Manager) dan Dinnie Indirawati (Administration Officer).